MAKALAH
TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM

DISUSUN
OLEH:
AHMAD SUPRIYANTO
SITI NURAZIZAH
IRMA MELIYANA SUNARTI
FAKULTAS
ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
segala rahmat yang diberikan-Nya sehingga tugas makalah yang berjudul “ TUJUAN
PENIDIKAN ISLAM” ini dapat kami
selesaikan. Makalah ini kami buat sebagai memenuhi tugas.
Dalam kesempatan ini, penulis menghaturkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyumbangkan ide dan pikiran mereka
demi terwujudnya makalah ini. Saran dan kritik pembaca yang dimaksud untuk
meujudkan kesempurnaan makalah ini penulis sangat meghargai.
Penulis
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………VII
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………….VIII
1.PENDAHULUAN…………………………………………………………………………1
2.LATAR BELAKANG……………………………………………………………………..1
3.PEMBAHASAN…………………………………………………………………………...2
4.TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM………………………………………………………...2
5. FUN GSI PENDIDIKAN ISLM…………………………………………………………5
6.HUMAN ISME PEN DIDIKAN …………………………………………………………6
7. PENUTUP………………………………………………………………………………..11
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………VII
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Pendidikan merupakan proses perbaikan, penguatan dan
penyempurnaan terhadap semua kemampuan dan potensi setiap manusia. Oleh karena
itu pendidikan tidak mengenal ruang ataupun waktu. Pendidikan bisa dilakukan
dimana saja dan kapan saja manusia mau dan mampu melakukan proses pendidikan.
Pendidikan pada umumnya ditujukan untuk menanamkan nilai-nilai dan norma-norma
tertentu sebagaimana yang telah ditetapkan dalam filsafat pendidikan yaitu
nilai atau norma yang dijunjung tinggi oleh suatu lembaga pendidikan. Oleh
karena itu, pendidikan merupakan kunci penting untuk membuka jalan kehidupan
manusia, untuk mewujudkan nilai-nilai serta norma-norma yang ada. Pendidikan
juga mempunyai hubungan erat dengan islam yang bersifat organis-fungsional,
pendidikan sebagai alat untuk mencapai tujuan islam dan islam menjadi kerangka
dasar pengembangan pendidikan islam serta memberikan landasan sistem nilai
untuk mengembangkan berbagai pemikiran tentang pendidikan islam. Dengan
memahami tujuan dari pada pendidikan islam
yang merupakan kegiatan tashfiyah dan tarbiyah, setiap mu’min
diiharapkan akan memiliki tujuan dan gambaran pasti dalam hidupnya. Oleh sebab
itu pendidikan tanpa suatu tujuan tidak akan berjalan sebagaimana mestinya.
Dengan adanya sebuah tujuan pendidikan tersebut diharapkan mampu menciptakan
kader-kader bangsa yang produktif.
B.
TUJUAN
·
Sebagai pemenuhan tugas mata kuliah “
Ilmu pendidikan islam”
·
Agar bisa memahami dari tujuan
pendidikan islam itu sendiri
·
Agar bisa mengetahui fungsi sebuah
pendidikan islam
C.
RUMUSAN MASAAH
1) Apa
pengertian pendidikan islam?
2) Apa
tujuan pendidikan islam tersebut?
3) Bagaimana
fungsi pendidikan dalam masyarakat?
4) Humanisme
daam pendidikan
BAB
II
PEMBAHASAN
1) PENGERTIAN
Pendidikan dalam bahasa Arab disebut tarbiyah merupakan derivasi dari kata rabb seperti dinyatakan dalam QS.
Al-fatihah(1):2, Tuhan sebagai semesta alam yaitu Tuhan yang mengatur dan
mendidik seluruh alam. Secara terminologis, pendidikan merupakan proses dan penyempurnaan
terhadap potensi yang dimiliki oleh
manusia itu sendiri. Pendidikan juga dapat diartikan sebagai ikhtiar manusia
untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai dan kebudayaan yang ada dalam masyarakat. Dalam kata lain pendidikan
juga dapat diartikan sebgagai usaha yang bersifat mendidik, membimbing,membina,
dan mengarahkan kepada seperangkat ilmu pengetahuan. Sedangkan islam itu
sendiri adalah nama salah satu agama yang datang dari Allah SWT, yang ajarannya
bersumber dari wahyu Al-quran dan As-sunnah. Dari uraian tersebut dapat
diarrtikan bahwa pendidikan islam yaitu suatu akumulasi pengetahuan yang
bersumber dari Al-qur’an dan As-sunnah yang diajarkan dan dibimmbingkan kepada
manusia untuk membina kepribadiaanya yang sesuai dengan nila-nilai dalam Al-qur’an
dengan metode dan pendekatan islam. Adanya ungkapan bahwa pendidikan merupakan
proses penyempurnaan, hal itu mengandung arti bahwa pendidikan bersifat dinamis
karena jika kebaikan dan kesempurnaan tersebut statis maka ia akan kehilangan
nilai kebaikannya. Tanpa gerak dinamis dan proses terus menerus maka misi
pendidikan sulit terwujud dengan baik dan efektif karena hidup itu sendiri
menunjukan suatu gerak hidup dinamis, berbeda dengan kematian yang menunjukan
kondisi statis.
Syeh Muhammad Naquib Al-attas menyatakan bahwa
pendidikan adalah suatu proses penanaman
sesuatu kedalam diri manusia mengacu
pada metode dan sistem penanaman secara bertahap, sehingga akan membimbing ke
arah pengenalan Tuhan yang tepat didalam tatanan wujud dari kepribadian.
2) TUJUAN
PENDIDIKAN ISLAM
·
Secara Universal
Bahwa
pendidikan harus ditujukan untuk menciptakan keseimbangan pertumbuhan
kepribadian manusia secara menyeluruh. Dengan cara melatih jiwa, akal pikiran,
dan fisik manusia. Dengan demikian pendidikan harus mengupayakan tumbuhnya
potensi manusia baik yang bersifat spiritual , intelektual , daya hayal, fisik,
ilmu pengetahuan maupun bahasa baik secara perorangan maupun kelompok dan mendorong
tumbuhnya seluruh aspek tersebut agar mencapai kesempurnaan.
·
Secara nasional
Yang
dimaksud tujuan islam nasional ini adalah tujuan pendidikan islam yang
dirumuskan oleh setiap Negara(islam) .
·
Secara institusional
Tujuan
pendidikan yang dirumuskan oleh masing-masing lembaga islam mulai dari TK
sampai dengan perguruan tinggi.
Pada dasarnya tujuan pendidikan secara umum adalah
mewujudkan perubahan positif yang diharapkan ada peserta didik setelah
menjalani proses pendidikan, baik perubahan pada tingkah laku individu itu
sendiri, kehidupan pribadi maupun kehidupan masyarakat dan alam sekitarnya
dimana subjek didik menjalani kehidupan. Tujuan pendidikan pernah dirumuskan
dalam beberapa konferensi, yang pertama dilaksanakan di Mekkah pada tahun 1977
yang memiliki agenda membenahi dan menyempurnakan sistem pendidikan islam yang
diselenggarakan oleh umat islam seluruh dunia. Konferensi pendidikan yang
kedua, dilaksanakan di Islamabad tahun 1980 untuk membahas pola penyusunan
kurikulum pendidikan islam. Konferensi yang ketiga dilaksanakan di Dhaka tahun
1981 untuk membahas pengembangan buku teks. Konferensi pendidikan yang keempat
dilaksanakan Jakarta pada tahun 1982 membahas metodologi pengajaran. Pada
konferensi yang pertama telah dibahas 150 makalah yang ditulis oleh 319 sarjana
dari Negara islam. Dari konferensi tersebut telah berhasi merumuskan tujuan
pendidikan islam, sebagai berikut:
Pendidikan
bertujuan untuk menumbuhkan pertumbuhan yang seimbang dari kepribadian total
manusia melalui latihan spiritual, intelektual, rasional diri, perasaan
dan kepekaan tubuh manusia. Oleh karena
itu pendidikan seharusnya memenuhi pertumbuhan manusia dalam aspek spiritual,
intelektual, imaginatif, fisik,ilmiah, linguistik, baik secara individual
maupun kolektif.
Adapun
tujuan pendidikan islam menurut para ahli sebagai berikut:
1.
Naqu’ib Al-attas, menyatakan bahwa
tujuan pendidikan yang penting harus sesuai dengan pandangan hidup ( phyloshophy of lie). Jika pandangan
hidup islam maka tujuannya adalah membentuk manusia sempurna (insan kamil) menurut islam.
2.
Abd ar-Rahman Saleh Abdullah,
mengungkapakan bahwa tujuan pendidikan islam mencakup tujuan jasmaniah,
rohaniah, dan mental. Beliau mengkalsifikan menjadi tiga bidang yaitu:
fisik-materiil, ruhani-spiritual, dan mental-emosional. Ketiganya harus
diarahkan kepada penyempurnaan.
3.
Muhammad Athiyah al- Albrasyi, beliau
menyatakan bahwa tujuan pendidikan islam adalah untuk membentuk sebuah akhlak
yang mulia, persiapan untuk menghadapi dunia-akhirat, persiapan untuk mencari
rizki, menubuhkan semangat ilmiah dan menyiapkan profesionalisme peserta didik.
4.
Ahmad Fuad Al-ahwani, menyatakan
bahwa pendidikan islam adalah perpaduan yang menyatu antara pendidikan jiwa,
membersihkan ruh, mencerdaskan akal dan menguatkan jasmani.
5.
Abd ar-Rahman an- Nahlawi,
berpendapat bahwa pendidikan islam bertujuan untuk mengembangkan pikiran
manusia dan mengatur tigkah laku serta perasaan mereka berdasarkan islam yang
dalam proses akhirya berujuan untuk merealisasikan ketaatan dan penghambaan
kepada Allah didalam kehidupan manusia, baik dalam kehidupan individu maupun
masyarakat. Dari definisi ini lebih menekankan pada kepasrahan kepada Tuhan
yang menyatu dalam diri secara individual maupun sosial.
6.
Abdul Fatah Jalal, menyatakan bahwa
tujuan pendidikan islam adalah mewujudkan manusia yang mampu beribadah kepada
Allah, baik dengan pikiran, amal, maaupun perasaan.
7.
Umar Muhammad at-Taumi
asy-Syaibani, berbendapat bahwa tujuan tertinggi pendidikan islam adalah
persiapan untuk kehidupan dunia-akhrat. Bagi beliau tujuan pendidikan adalah
unuk memproses manusia yang siap berbuat dan memakai fasilitas dunia guna
beribadah kepada Allah, bukan manusia yang siap pakai dalam arti siap dipakai
oleh lembaga,pabrik atau yang lainnya.
8.
Ali Khalil Abu
al-Ainaini,mengemukakan bahwa hakikat pendidikan islam adalah perpaduan antara
pendidikan jasmani, akal, akhlak, perasaa, keindahandan kemasyarakata.
Dalam
konteks sosiologi pribadi yang bertakwa menjadi rahmatal lil’alamin, baik dalam
skala kecil maupun besar. Tujuan hidup manusia dalam islam inilah yang dapat
disebut juga sebgai tujuan akhir pendidikan islam.
Tujuan pendidikan yang lebih
spesifik menjelaskan apa yang ingin dicapai melalui pendidikan slam sifatnya
lebih praktis, sehingga konsep pendidikan islam jadinya tidak sekedar
idealisasi ajaran-ajaran islam dalam bidang pendidikan. Dengan kerangka tujuan
ini dirumuskan harapan-harapan yang ingin dicapai dalam tahap-tahap tertentu
dalam proses pendidikan, sekaligus dapat pula dinilai hasil-hasil yang telah
dicapai.
Semua
definisi tentang tujuan pendidikan tersebut dapat dikembangkan dan
diaplikasikan dalam sebuah lembaga yang mampu mengintregasikan,menyeimbangkan dan
mengembangkan kesemuanya dalam sebuah institusi pendidikan. Indikator-indikator
ini dibuat untuk mepermudah dalam mencapai sebuah tujuan pendidikan dan bukan
untuk membelah dan memisahkan antar tujuan yang satu dengan tujuan yan lainnya.
3) FUNGSI
PENDIDIKAN ISLAM
Selain tujuan pendidikan, pendidikan
islam juga mempunyai fungsi diantaranya adalah:
a)
Pengembangan
Yaitu
meningkatkan keimanan dan ketakwaan para
peseta didik kepada Allah SWT. Yang telah ditanamkan dalam lingkungan keluarga.
Pada dasarnya kewajiban menanamkan sikap keimanan dan ketakwaan harus dilakukan
oleh setiap keluarga. Adapun pendidikan di sekolah berfungsi untuk menumbuhkan
lebih lanjut dalam diri anak melalui bimbingan dan pengajaran.
b)
Penanaman nilai
Sebagai pedoman hidup untuk mencari
kebahagiaan dunia dan akhirat.
c)
Penyesuaian mental
Dalam penyesuain mental ini dimaksudkan
untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya baik lingkungan fisik maupun
sosial dan mampu mengubah lingkungannya sesuai ajaran islam.
d)
Perbaikan
Yaitu untuk memperbaiki kesalahan ataupun
kekurangan maupun kelemahan peserta didik dalam pemahaman ajaran dalam
kehidupan sehari-hari.
e)
Pencegahan
Yaitu untuk menangkal hal-hal negatif yang
ada dilingkungannya atau dari budaya lain yang dapat membahayakan pribadi
peserta didik.
f)
Pengajaran
Pengajaran tentang ilmu pengetahuan
keagamaan secara umum dan fungsional.
g)
Penyaluran
Penyaluran disini ditujukan untuk
menyalurkan anak-anak yang memiliki bakat khususnya dalam bidang pendidikan
islam sehingga bermafaat bagi bagi dirinya maupun orang lain.
Dari fungsi-fungsi tersebut kita
dapat memahami bahwa betapa pentingnya pendidikan islam dikalangan masyarkat
baik dalam lingkup nasional maupun sekolah. Dengan demikian pendidikan islam
harus diutamakan untuk ditanamkan atau diajarkan kepada anak didik. Dengan
melihat arti pendidikan islam dan ruang
lingkupnya itu, sudah jelas bahwa dengan pendidikan islam kita berusaha untuk
membentuk manusia yang berkepribadian kuat dan baik berdasarkan ajaran agama islam.
Pendidikan islam hendaknya
ditanamkan sejak kecil, sebab pendidikan pada masa kanak-kanak merupakan sebuah
dasar yang menentukan pendidikan selanjutnya. Sebagaimana disampaikan oleh
Zakiyah Drajat bahwa “ pada umunya agama seseorang ditentukan oleh pendidikan,
pengalaman,pelatihan dan latihan yang dilalui sejak kecil. Oleh karena itu,
dalam mewujudkan tujuan pendidikan islam dimaksukan kedalam kurikulum nasional
yang wajib diikuti oleh semua anak didik mulai dari SD sampai dengan Perguruan
tinggi, yang bertujuan untuk perkembangan
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, bertaqwa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang bertanggung jawab serta
demokratis.
4)
HUMANISME DALAM TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM
Manusia
adalah makhluk multidimensional yang dapat ditelaah dari berbagai sudut
pandang. Manusia sebagai makhluk jasmani dan rohani yang membedakan manusia
dengan makhluk lain adalah aspek kerohaniannya. Manusia akan menjadi
sungguh-sungguh manusia kalau ia mengembangkan nilai-nilai rohani (nilai-nilai
budaya), yang meliputi: nilai pengetahuan, keagamaan, kesenian, ekonomi,
kemasyarakatan dan politik.
Pendidikan merupakan sistem yang mampu membantu mengembangkan segenap potensi yang dimiliki manusia. Seiring berjalannya waktu pelaksanaan pendidikan banyak mengalami problem adalah peranan pendidikan memiliki pengaruh signifikan terhadap peningkatan kualitas kehidupan manusia. Pendidikan Islam sebagai salah satu agen perubahan sosial juga harus mampu menerjang problem yang bergerak dinamis dan proaktif untuk kemajuan dan perbaikan umat Islam.
Pendidikan yang dipandang kurang humanis juga sering terjadi dalam proses pendidikan yang berdampak pada perkembangan peserta didik. Tujuan-tujuan pendidikan Islam yang telah dirumuskan dan harus diwujudkan pun jauh dari harapan. Demokratisasi pendidikan dianggap mampu sebagai solusi dalam mewujudkan pendidikan Islam yang humanis. Pendidikan yang tidak membenarkan adanya intimidasi, pengekangan dan pembatasan terhadap kreatifitas guru dan murid dapat diwujudkan dengan upaya dalam menciptakan demokrasi pendidikan ditandai dengan adanya proses belajar-mengajar yang terbuka dan penuh dialog yang sehat dan bertanggung jawab antara guru dan murid. Suasana humanis dalam pendidikan akan mengantarkan tercapainya tujuan pendidikan Islam.
Pendidikan merupakan sistem yang mampu membantu mengembangkan segenap potensi yang dimiliki manusia. Seiring berjalannya waktu pelaksanaan pendidikan banyak mengalami problem adalah peranan pendidikan memiliki pengaruh signifikan terhadap peningkatan kualitas kehidupan manusia. Pendidikan Islam sebagai salah satu agen perubahan sosial juga harus mampu menerjang problem yang bergerak dinamis dan proaktif untuk kemajuan dan perbaikan umat Islam.
Pendidikan yang dipandang kurang humanis juga sering terjadi dalam proses pendidikan yang berdampak pada perkembangan peserta didik. Tujuan-tujuan pendidikan Islam yang telah dirumuskan dan harus diwujudkan pun jauh dari harapan. Demokratisasi pendidikan dianggap mampu sebagai solusi dalam mewujudkan pendidikan Islam yang humanis. Pendidikan yang tidak membenarkan adanya intimidasi, pengekangan dan pembatasan terhadap kreatifitas guru dan murid dapat diwujudkan dengan upaya dalam menciptakan demokrasi pendidikan ditandai dengan adanya proses belajar-mengajar yang terbuka dan penuh dialog yang sehat dan bertanggung jawab antara guru dan murid. Suasana humanis dalam pendidikan akan mengantarkan tercapainya tujuan pendidikan Islam.
Demokrasi dalam Islam
Demokrasi dipandang sebagai konsep barat dan sering menjadi perdebatan orang muslim. Terutama jika penarapannya dimasukkan dalam konsep pendidikan. Tidak sedikit tokoh pendidikan muslim yang menolak dan tidak sedikit pula yang menerima. Seperti halnya Komarrudin Hidayat yang dikutip Toto Suharto menggangap agama (Islam) sebagai kekuatan moral bagi sebuah proses demokratisasi. Kata kunci yang diambil dari Islam adalah konsep musyawarah yang menekankan perlunya sikap toleransi, saling mengambil dan memberi serta saling menghargai dalam proses demokrasi. Jadi, meskipun agama tidak secara sistematis mengajarkan praktik demokrasi, namun agama senantiasa menjadi etos, spirit, dan muatan doktrinal bagi tumbuhnya kehidupan demokratis.
Dalam pandangan Mc Grath pendidikan merupakan aspek paling penting bagi upaya menumbuhkan sikap dan perilaku demokratis maka perlu adanya demokrasi pendidikan.
Dalam hal ini tujuannya adalah bagaimana mendidik siswa berfikir kritis. Senada dengan Russel yang dikutip Subagja menyebutkan bahwa adanya kebebasan dalam pendidikan akan mengakibatkan dan mewujudkan demokratisasi pendidikan. Upaya dalam menciptakan demokrasi pendidikan ditandai dengan adanya proses belajar-mengajar yang terbuka dan penuh dialog yang sehat dan bertanggung jawab.
Subagja mengimplementasikan beberapa konsep pendidikan setelah menggabungkan gagasan Freire dan gagasan pemikir Pendidikan Islam di Indonesia adalah sebagi berikut: (1) Hakikat dan Tujuan pendidikan Islam; hakikatnya yakni sebagai proses untuk membina dan mengembangkan dan mengoptimalkan kompetensi manusia selaku hamba Allah sedangka ntujuannya adalah mewujudkan manusia sempurna yang dapat memenuhi kebutuhan materil danspiritualnya. (2) Konsep guru dan Murid; Guru sebagai pelaksana pendidikan yang menentukan, guru sebagi fasilitator, guru dan siswa sebagi subjek pendidikan yang sama-sama memiliki kemampuan untuk belajar bersama. (3) Metode Pendidikan; metode pembelajaran yang menyenangkan, mampu membangkitkan dan mengembangkan kompetensi siswa, sehingga siswa tidak hanya pintar membaca teks tapi juga pintar membaca konteks.
Berangkat dari tujuan pendidikan Islam, bagaimana kedudukan pendidik dan peserta didik, sampai konsep demokrasi maka pendidikan humanis dapat terwujud dengan memahami definisi-definisi di atas dan mewujudkan pada tataran praktis dunia pendidikan.
Konsep pendidikan yang digagas Subagja adalah implementasi dari demokratisasi dan jika itu diaplikasikan maka akan terwujud pendidikan Islam yang humanis. Saling menghormati, saling menghargai, saling menyayangi dan saling memahami adalah keniscayaan dalam membangun pendidikan Islam yang humanis.
Melalui demokrasi pendidikan dimana siswa turut aktif dalam menentukan proses belajar mereka, siswa dan guru sebagai subjek pendidikan yang sama-sama bisa belajar sehingga mampu mengembangkan berfikir kritis dan kreatif siswa maka tidak ada lagi guru sebagai otoritas tertinggi dalam proses pembelajaran siswa seolah-olah sistem ini mengukung daya kritis dan kreatif siswa.
Konsep yang memandang manusia seutuhnya jika dikaitkan dengan proses pendidikan berarti beusaha mengoptimalkan segenap kefitrahan (potensi kognitif, afektif dan psikomotorik) manusia untuk mewujudkan kesejahteraan eksistensi kehidupan manusia di dunia yang dilandasi dengan nilai-nilai ajaran Islam.Sehingga pendidikan Islam yang humanis akan terwujud jika diterapkannya sikap menjunjung tinggi dan mengoptimalkan berbagai fitrah manusia dalam rangka mewujudkan insan kamil dan bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Eksistensi manusia pun akan tercipta sebagai makhluk yang humanis.
Pendidikan Islam yang humanis harus menjadi orientasi dan aplikasi dalam praktek pendidikan. Semua kegiatan pendidikan harus memiliki amplikasi dengan tugas kehidupan manusia di dunia, yaitu sebagai khalifah di muka bumi.
Demokratisasi pendidikan Islam merupakan suatu wujud upaya sistem pendidikan yang mampu menciptakan suasana humanis dalam pendidikan. Dalam gagasan demokrasi dalam pendidikan Islam ada muatan-muatan sistem pendidikan, dimana pendidik dan peserta didik dapat mengembangkan potensinya dan kreatifitasnya tanpa ada pengekangan atau intimidasi dari pihak mana pun.
Pendidik yang memahami kedudukan dan kewajibannya sebagai pendidik serta memahami kedudukan peserta didik sehingga mengetahui apa saja yang dibutuhkan siswa harus diperhatikan untuk menerapkan demokasi pendidikan. Demokrasi dapat diterapkan melalui metode-metode pembelajaran yang menyenangkan sehingga mampu membangkitkan dan mengembangkan segenap kompetensi siswa.
Konsep yang memandang manusia seutuhnya jika dikaitkan dengan proses pendidikan berarti berusaha mengoptimalkan segenap kefitrahan (potensikognitif, afektif dan psikomotorik) manusia untuk mewujudkan kesejahteraan eksistensi kehidupan manusia di dunia yang dilandasi dengan nilai-nilai ajaran Islam.
Jadi,pendidikan akan menunjukan tujuannya jika nilai
nilai humanis yang dimiliki masuk kedalam diri peserta didiknya. Dengan
demikian peserta didik akan memiliki motivasi yang kuat agar bermanfaat bagi
sesamanya. Manusia yang terdidik akan berusaha
secara maksimal untuk menjadi makhluk berguna yang
menghormati,mencintai,dan menghormati diantara mereka. Dengan demikian
humanisme dalam tujuan pendidikan islam sangatlah penting untuk menjadikan
sebagai pribadi yang produktif,kreatif,komunikatif,aspiratif,demokratif,cinta damai,menjaga
kelestarian alam,cinta seni dan keindahan,suka menolong,dan taat beribadah.
Pribadi yang demikian adalah pribadi yang menggambarkan
terwujudnya keseluruhan esensi manusia secara kodrati yaitu sebagai makhluk
individual,makhluk sosial,makhluk bermoral dan makhluk yang bermoral. Citra
pribadi muslim yang demikian itu serig disebut manusia yang sempurna (insan
kamil). Dalam hal ini, zakiah drajat mengemukakan bahwa tujuan pendidikan islam
itu sendiri adalah membimbing dan menbentuk manusia menjadi hamba Allah yang
sholeh,teguh imannya,taat beribadah serta akhlak terpuji.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Pendidikan merupakan sebuah kunci penting sebagai proses penguatan dan
penyempurnaan nilai-nilai atupun norma yang ada untuk mewujudkan pribadi yang
unggul, sesuai dengan karakteristik
islam dengan perbedoman dengan Al-qur’an dan Hadist. Pendidikan islam bertujuan
untuk merubah prilaku positif peserta didik baik dari pola tingkah lakunya maupun
dalam hal pemikirannya. Berdasarkan pada devinisi devinisi yang telah
dikemukakan diatas dapat dikatakan tujuan pendidikan islam adalah pembentukan
kepribadian muslim paripurna (kaffah). Dengan pendidikan
ini diperlukan
adanya nilai humanisme yaitu manusia sebagai makhluk sosial, sebagai hamba
Allah dan sebagai manusia yang bermoral, dengan demikian peserta didik akan
mempunyai motivasi yang kuat agar bermanfaat bagi sesamnya, serta akan berusaha
menjadi peserta didik yang produktif, kreatif, komunikatif serta demokratif.
DAFTAR PUSTAKA
Arif, Arifuddin. 2008.
Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kultura
Riyanto, Teo.
Pendidikan yang Humanis. Online.
http://bruderfic.or.id/h-60/pendidikan-yang-humanis.html
Darajat, Zakiah. 1996. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi aksara.
Darajat, Zakiah. 1996. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi aksara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar