Kamis, 15 Oktober 2015

Tujuan pendidikan islam


MAKALAH
TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM
                                                 



DISUSUN OLEH:
AHMAD SUPRIYANTO
SITI NURAZIZAH
IRMA MELIYANA SUNARTI
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat yang diberikan-Nya sehingga tugas makalah yang berjudul “ TUJUAN PENIDIKAN ISLAM”  ini dapat kami selesaikan. Makalah ini kami buat sebagai memenuhi tugas.
Dalam kesempatan ini, penulis menghaturkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyumbangkan ide dan pikiran mereka demi terwujudnya makalah ini. Saran dan kritik pembaca yang dimaksud untuk meujudkan kesempurnaan makalah ini penulis sangat meghargai.

Penulis



















KATA PENGANTAR………………………………………………………………………VII
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………….VIII
1.PENDAHULUAN…………………………………………………………………………1
2.LATAR BELAKANG……………………………………………………………………..1
3.PEMBAHASAN…………………………………………………………………………...2
4.TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM………………………………………………………...2
5. FUN GSI PENDIDIKAN  ISLM…………………………………………………………5
6.HUMAN ISME PEN DIDIKAN …………………………………………………………6
7. PENUTUP………………………………………………………………………………..11
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………VII
















BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Pendidikan merupakan proses perbaikan, penguatan dan penyempurnaan terhadap semua kemampuan dan potensi setiap manusia. Oleh karena itu pendidikan tidak mengenal ruang ataupun waktu. Pendidikan bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja manusia mau dan mampu melakukan proses pendidikan. Pendidikan pada umumnya ditujukan untuk menanamkan nilai-nilai dan norma-norma tertentu sebagaimana yang telah ditetapkan dalam filsafat pendidikan yaitu nilai atau norma yang dijunjung tinggi oleh suatu lembaga pendidikan. Oleh karena itu, pendidikan merupakan kunci penting untuk membuka jalan kehidupan manusia, untuk mewujudkan nilai-nilai serta norma-norma yang ada. Pendidikan juga mempunyai hubungan erat dengan islam yang bersifat organis-fungsional, pendidikan sebagai alat untuk mencapai tujuan islam dan islam menjadi kerangka dasar pengembangan pendidikan islam serta memberikan landasan sistem nilai untuk mengembangkan berbagai pemikiran tentang pendidikan islam. Dengan memahami tujuan dari pada pendidikan islam  yang merupakan kegiatan tashfiyah dan tarbiyah, setiap mu’min diiharapkan akan memiliki tujuan dan gambaran pasti dalam hidupnya. Oleh sebab itu pendidikan tanpa suatu tujuan tidak akan berjalan sebagaimana mestinya. Dengan adanya sebuah tujuan pendidikan tersebut diharapkan mampu menciptakan kader-kader bangsa yang produktif.

B.     TUJUAN
·         Sebagai pemenuhan tugas mata kuliah “ Ilmu pendidikan islam”
·         Agar bisa memahami dari tujuan pendidikan islam itu sendiri
·         Agar bisa mengetahui fungsi sebuah pendidikan islam

C.     RUMUSAN MASAAH
1)      Apa pengertian pendidikan islam?
2)      Apa tujuan pendidikan islam tersebut?
3)      Bagaimana fungsi pendidikan dalam masyarakat?
4)      Humanisme daam pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN

1)      PENGERTIAN
Pendidikan dalam bahasa Arab disebut tarbiyah merupakan derivasi dari kata rabb seperti dinyatakan dalam QS. Al-fatihah(1):2, Tuhan sebagai semesta alam yaitu Tuhan yang mengatur dan mendidik seluruh alam. Secara terminologis, pendidikan merupakan proses dan penyempurnaan terhadap potensi yang  dimiliki oleh manusia itu sendiri. Pendidikan juga dapat diartikan sebagai ikhtiar manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai dan kebudayaan yang ada  dalam masyarakat. Dalam kata lain pendidikan juga dapat diartikan sebgagai usaha yang bersifat mendidik, membimbing,membina, dan mengarahkan kepada seperangkat ilmu pengetahuan. Sedangkan islam itu sendiri adalah nama salah satu agama yang datang dari Allah SWT, yang ajarannya bersumber dari wahyu Al-quran dan As-sunnah. Dari uraian tersebut dapat diarrtikan bahwa pendidikan islam yaitu suatu akumulasi pengetahuan yang bersumber dari Al-qur’an dan As-sunnah yang diajarkan dan dibimmbingkan kepada manusia untuk membina kepribadiaanya yang sesuai dengan nila-nilai dalam Al-qur’an dengan metode dan pendekatan islam. Adanya ungkapan bahwa pendidikan merupakan proses penyempurnaan, hal itu mengandung arti bahwa pendidikan bersifat dinamis karena jika kebaikan dan kesempurnaan tersebut statis maka ia akan kehilangan nilai kebaikannya. Tanpa gerak dinamis dan proses terus menerus maka misi pendidikan sulit terwujud dengan baik dan efektif karena hidup itu sendiri menunjukan suatu gerak hidup dinamis, berbeda dengan kematian yang menunjukan kondisi statis.
Syeh Muhammad Naquib Al-attas menyatakan bahwa pendidikan adalah suatu  proses penanaman sesuatu kedalam  diri manusia mengacu pada metode dan sistem penanaman secara bertahap, sehingga akan membimbing ke arah pengenalan  Tuhan  yang tepat didalam tatanan  wujud dari kepribadian.

2)      TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM
·         Secara Universal
Bahwa pendidikan harus ditujukan untuk menciptakan keseimbangan pertumbuhan kepribadian manusia secara menyeluruh. Dengan cara melatih jiwa, akal pikiran, dan fisik manusia. Dengan demikian pendidikan harus mengupayakan tumbuhnya potensi manusia baik yang bersifat spiritual , intelektual , daya hayal, fisik, ilmu pengetahuan maupun bahasa baik secara perorangan maupun kelompok dan mendorong tumbuhnya seluruh aspek tersebut agar mencapai kesempurnaan.

·         Secara nasional
Yang dimaksud tujuan islam nasional ini adalah tujuan pendidikan islam yang dirumuskan oleh setiap Negara(islam) .

·         Secara institusional
Tujuan pendidikan yang dirumuskan oleh masing-masing lembaga islam mulai dari TK sampai dengan perguruan tinggi.

Pada dasarnya tujuan pendidikan secara umum adalah mewujudkan perubahan positif yang diharapkan ada peserta didik setelah menjalani proses pendidikan, baik perubahan pada tingkah laku individu itu sendiri, kehidupan pribadi maupun kehidupan masyarakat dan alam sekitarnya dimana subjek didik menjalani kehidupan. Tujuan pendidikan pernah dirumuskan dalam beberapa konferensi, yang pertama dilaksanakan di Mekkah pada tahun 1977 yang memiliki agenda membenahi dan menyempurnakan sistem pendidikan islam yang diselenggarakan oleh umat islam seluruh dunia. Konferensi pendidikan yang kedua, dilaksanakan di Islamabad tahun 1980 untuk membahas pola penyusunan kurikulum pendidikan islam. Konferensi yang ketiga dilaksanakan di Dhaka tahun 1981 untuk membahas pengembangan buku teks. Konferensi pendidikan yang keempat dilaksanakan Jakarta pada tahun 1982 membahas metodologi pengajaran. Pada konferensi yang pertama telah dibahas 150 makalah yang ditulis oleh 319 sarjana dari Negara islam. Dari konferensi tersebut telah berhasi merumuskan tujuan pendidikan islam, sebagai berikut:

Pendidikan bertujuan untuk menumbuhkan pertumbuhan yang seimbang dari kepribadian total manusia melalui latihan spiritual, intelektual, rasional diri, perasaan dan  kepekaan tubuh manusia. Oleh karena itu pendidikan seharusnya memenuhi pertumbuhan manusia dalam aspek spiritual, intelektual, imaginatif, fisik,ilmiah, linguistik, baik secara individual maupun kolektif.

            Adapun tujuan pendidikan islam menurut para ahli sebagai berikut:
1.                     Naqu’ib Al-attas, menyatakan bahwa tujuan pendidikan yang penting harus sesuai dengan pandangan hidup ( phyloshophy of lie). Jika pandangan hidup islam maka tujuannya adalah membentuk manusia sempurna (insan kamil) menurut islam.
2.                     Abd ar-Rahman Saleh Abdullah, mengungkapakan bahwa tujuan pendidikan islam mencakup tujuan jasmaniah, rohaniah, dan mental. Beliau mengkalsifikan menjadi tiga bidang yaitu: fisik-materiil, ruhani-spiritual, dan mental-emosional. Ketiganya harus diarahkan kepada penyempurnaan.
3.                      Muhammad Athiyah al- Albrasyi, beliau menyatakan bahwa tujuan pendidikan islam adalah untuk membentuk sebuah akhlak yang mulia, persiapan untuk menghadapi dunia-akhirat, persiapan untuk mencari rizki, menubuhkan semangat ilmiah dan menyiapkan profesionalisme peserta didik.
4.                     Ahmad Fuad Al-ahwani, menyatakan bahwa pendidikan islam adalah perpaduan yang menyatu antara pendidikan jiwa, membersihkan ruh, mencerdaskan akal dan menguatkan jasmani.
5.                     Abd ar-Rahman an- Nahlawi, berpendapat bahwa pendidikan islam bertujuan untuk mengembangkan pikiran manusia dan mengatur tigkah laku serta perasaan mereka berdasarkan islam yang dalam proses akhirya berujuan untuk merealisasikan ketaatan dan penghambaan kepada Allah didalam kehidupan manusia, baik dalam kehidupan individu maupun masyarakat. Dari definisi ini lebih menekankan pada kepasrahan kepada Tuhan yang menyatu dalam diri secara individual maupun sosial.
6.                     Abdul Fatah Jalal, menyatakan bahwa tujuan pendidikan islam adalah mewujudkan manusia yang mampu beribadah kepada Allah, baik dengan pikiran, amal, maaupun perasaan.
7.                     Umar Muhammad at-Taumi asy-Syaibani, berbendapat bahwa tujuan tertinggi pendidikan islam adalah persiapan untuk kehidupan dunia-akhrat. Bagi beliau tujuan pendidikan adalah unuk memproses manusia yang siap berbuat dan memakai fasilitas dunia guna beribadah kepada Allah, bukan manusia yang siap pakai dalam arti siap dipakai oleh lembaga,pabrik atau yang lainnya.
8.                     Ali Khalil Abu al-Ainaini,mengemukakan bahwa hakikat pendidikan islam adalah perpaduan antara pendidikan jasmani, akal, akhlak, perasaa, keindahandan kemasyarakata.
Dalam konteks sosiologi pribadi yang bertakwa menjadi rahmatal lil’alamin, baik dalam skala kecil maupun besar. Tujuan hidup manusia dalam islam inilah yang dapat disebut juga sebgai tujuan akhir pendidikan islam.
            Tujuan pendidikan yang lebih spesifik menjelaskan apa yang ingin dicapai melalui pendidikan slam sifatnya lebih praktis, sehingga konsep pendidikan islam jadinya tidak sekedar idealisasi ajaran-ajaran islam dalam bidang pendidikan. Dengan kerangka tujuan ini dirumuskan harapan-harapan yang ingin dicapai dalam tahap-tahap tertentu dalam proses pendidikan, sekaligus dapat pula dinilai hasil-hasil yang telah dicapai.
Semua definisi tentang tujuan pendidikan tersebut dapat dikembangkan dan diaplikasikan dalam            sebuah lembaga yang mampu            mengintregasikan,menyeimbangkan dan mengembangkan kesemuanya dalam sebuah institusi pendidikan. Indikator-indikator ini dibuat untuk mepermudah dalam mencapai sebuah tujuan pendidikan dan bukan untuk membelah dan memisahkan antar tujuan yang satu dengan tujuan yan lainnya.

3)      FUNGSI PENDIDIKAN ISLAM
            Selain tujuan pendidikan, pendidikan islam juga mempunyai fungsi diantaranya adalah:
a)      Pengembangan
Yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan  para peseta didik kepada Allah SWT. Yang telah ditanamkan dalam lingkungan keluarga. Pada dasarnya kewajiban menanamkan sikap keimanan dan ketakwaan harus dilakukan oleh setiap keluarga. Adapun pendidikan di sekolah berfungsi untuk menumbuhkan lebih lanjut dalam diri anak melalui bimbingan dan pengajaran.
b)      Penanaman nilai
      Sebagai pedoman hidup untuk mencari kebahagiaan dunia dan akhirat.
c)       Penyesuaian mental
      Dalam penyesuain mental ini dimaksudkan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya baik lingkungan fisik maupun sosial dan mampu mengubah lingkungannya sesuai ajaran islam.
d)     Perbaikan
      Yaitu untuk memperbaiki kesalahan ataupun kekurangan maupun kelemahan peserta didik dalam pemahaman ajaran dalam kehidupan sehari-hari.
e)      Pencegahan
      Yaitu untuk menangkal hal-hal negatif yang ada dilingkungannya atau dari budaya lain yang dapat membahayakan pribadi peserta didik.
f)       Pengajaran
      Pengajaran tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum dan fungsional.
g)      Penyaluran
      Penyaluran disini ditujukan untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki bakat khususnya dalam bidang pendidikan islam sehingga bermafaat bagi bagi dirinya maupun orang lain.
            Dari fungsi-fungsi tersebut kita dapat memahami bahwa betapa pentingnya pendidikan islam dikalangan masyarkat baik dalam lingkup nasional maupun sekolah. Dengan demikian pendidikan islam harus diutamakan untuk ditanamkan atau diajarkan kepada anak didik. Dengan melihat arti pendidikan islam dan  ruang lingkupnya itu, sudah jelas bahwa dengan pendidikan islam kita berusaha untuk membentuk manusia yang berkepribadian kuat dan baik berdasarkan ajaran agama islam.
            Pendidikan islam hendaknya ditanamkan sejak kecil, sebab pendidikan pada masa kanak-kanak merupakan sebuah dasar yang menentukan pendidikan selanjutnya. Sebagaimana disampaikan oleh Zakiyah Drajat bahwa “ pada umunya agama seseorang ditentukan oleh pendidikan, pengalaman,pelatihan dan latihan yang dilalui sejak kecil. Oleh karena itu, dalam mewujudkan tujuan pendidikan islam dimaksukan kedalam kurikulum nasional yang wajib diikuti oleh semua anak didik mulai dari SD sampai dengan Perguruan tinggi, yang bertujuan untuk perkembangan  potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan  menjadi warga negara yang bertanggung jawab serta demokratis.

4)      HUMANISME DALAM TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM
Manusia adalah makhluk multidimensional yang dapat ditelaah dari berbagai sudut pandang. Manusia sebagai makhluk jasmani dan rohani yang membedakan manusia dengan makhluk lain adalah aspek kerohaniannya. Manusia akan menjadi sungguh-sungguh manusia kalau ia mengembangkan nilai-nilai rohani (nilai-nilai budaya), yang meliputi: nilai pengetahuan, keagamaan, kesenian, ekonomi, kemasyarakatan dan politik.                    

Pendidikan  merupakan sistem yang mampu membantu  mengembangkan segenap potensi yang dimiliki manusia. Seiring berjalannya waktu  pelaksanaan pendidikan banyak mengalami problem adalah peranan pendidikan memiliki pengaruh signifikan terhadap peningkatan  kualitas  kehidupan manusia. Pendidikan Islam sebagai salah satu agen  perubahan sosial juga harus mampu menerjang problem yang bergerak dinamis dan proaktif  untuk kemajuan dan perbaikan umat Islam.

Pendidikan yang dipandang kurang humanis juga sering terjadi dalam proses pendidikan yang berdampak pada perkembangan peserta didik. Tujuan-tujuan pendidikan Islam  yang  telah dirumuskan dan harus diwujudkan pun jauh dari harapan. Demokratisasi pendidikan dianggap mampu sebagai solusi dalam mewujudkan pendidikan Islam yang humanis. Pendidikan yang tidak membenarkan adanya intimidasi, pengekangan dan pembatasan terhadap kreatifitas guru dan murid dapat diwujudkan dengan upaya dalam menciptakan demokrasi pendidikan ditandai dengan adanya proses belajar-mengajar yang terbuka dan penuh dialog yang sehat dan bertanggung jawab antara guru dan murid. Suasana humanis dalam pendidikan akan mengantarkan tercapainya tujuan pendidikan Islam.

Demokrasi dalam Islam
Demokrasi dipandang sebagai konsep barat dan sering menjadi perdebatan orang muslim. Terutama jika penarapannya dimasukkan dalam konsep pendidikan. Tidak sedikit tokoh pendidikan muslim yang menolak dan tidak sedikit pula yang menerima. Seperti halnya Komarrudin Hidayat yang dikutip Toto Suharto menggangap agama (Islam) sebagai kekuatan moral bagi sebuah proses demokratisasi. Kata kunci yang diambil dari Islam adalah konsep musyawarah yang menekankan perlunya sikap toleransi, saling mengambil dan memberi serta saling menghargai dalam proses demokrasi. Jadi, meskipun agama tidak secara sistematis mengajarkan praktik demokrasi, namun agama senantiasa menjadi etos, spirit, dan muatan doktrinal bagi tumbuhnya kehidupan demokratis.
Dalam pandangan Mc Grath pendidikan merupakan aspek paling penting bagi upaya menumbuhkan sikap dan perilaku demokratis maka perlu adanya demokrasi pendidikan.

Dalam hal ini tujuannya adalah bagaimana mendidik siswa berfikir kritis. Senada dengan Russel yang dikutip Subagja menyebutkan bahwa adanya kebebasan dalam pendidikan akan mengakibatkan dan mewujudkan demokratisasi pendidikan. Upaya dalam menciptakan demokrasi pendidikan ditandai dengan adanya proses belajar-mengajar yang terbuka dan penuh dialog yang sehat dan bertanggung jawab.
Subagja mengimplementasikan beberapa konsep pendidikan setelah menggabungkan gagasan Freire dan gagasan pemikir Pendidikan Islam di Indonesia adalah sebagi berikut: (1) Hakikat dan Tujuan pendidikan Islam; hakikatnya yakni sebagai proses untuk membina dan mengembangkan dan mengoptimalkan kompetensi manusia selaku hamba Allah sedangka ntujuannya adalah mewujudkan manusia sempurna yang dapat memenuhi kebutuhan materil danspiritualnya. (2) Konsep guru dan Murid; Guru sebagai pelaksana pendidikan yang menentukan, guru sebagi fasilitator, guru dan siswa sebagi subjek pendidikan yang sama-sama memiliki kemampuan untuk belajar bersama. (3) Metode Pendidikan; metode pembelajaran yang menyenangkan, mampu membangkitkan dan mengembangkan kompetensi siswa, sehingga siswa tidak hanya pintar membaca teks tapi juga pintar membaca konteks.    
Berangkat dari tujuan pendidikan Islam, bagaimana kedudukan pendidik dan peserta didik, sampai konsep demokrasi maka pendidikan humanis dapat terwujud dengan memahami definisi-definisi di atas dan mewujudkan pada tataran praktis dunia        pendidikan.
Konsep pendidikan yang digagas Subagja adalah implementasi dari demokratisasi dan jika itu diaplikasikan maka akan terwujud pendidikan Islam yang humanis. Saling menghormati, saling menghargai, saling menyayangi dan saling memahami adalah keniscayaan dalam membangun pendidikan Islam yang humanis.

Melalui demokrasi pendidikan dimana siswa turut aktif dalam menentukan proses belajar mereka, siswa dan guru sebagai subjek pendidikan yang sama-sama bisa belajar sehingga mampu mengembangkan berfikir kritis dan kreatif siswa maka tidak ada lagi guru sebagai otoritas tertinggi dalam proses pembelajaran siswa seolah-olah sistem ini mengukung daya kritis dan kreatif siswa.

Konsep yang memandang manusia seutuhnya jika dikaitkan dengan proses pendidikan berarti beusaha mengoptimalkan segenap kefitrahan (potensi kognitif, afektif dan psikomotorik) manusia untuk mewujudkan kesejahteraan eksistensi kehidupan manusia di dunia yang dilandasi dengan nilai-nilai ajaran Islam.Sehingga pendidikan Islam yang humanis akan terwujud jika diterapkannya sikap menjunjung tinggi dan mengoptimalkan berbagai fitrah manusia dalam rangka mewujudkan insan kamil dan bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Eksistensi manusia pun akan tercipta sebagai makhluk yang humanis.

Pendidikan Islam yang humanis harus menjadi orientasi dan aplikasi dalam praktek pendidikan. Semua kegiatan pendidikan harus memiliki amplikasi dengan tugas kehidupan manusia di dunia, yaitu sebagai khalifah di muka   bumi.

Demokratisasi pendidikan Islam merupakan suatu wujud upaya sistem pendidikan yang mampu menciptakan suasana humanis dalam pendidikan. Dalam gagasan demokrasi dalam pendidikan Islam ada muatan-muatan sistem pendidikan, dimana pendidik dan peserta didik dapat mengembangkan potensinya dan kreatifitasnya tanpa ada pengekangan atau intimidasi dari pihak mana        pun.



Pendidik yang memahami kedudukan dan kewajibannya sebagai pendidik serta memahami kedudukan peserta didik sehingga mengetahui apa saja yang dibutuhkan siswa harus diperhatikan untuk menerapkan demokasi pendidikan. Demokrasi dapat diterapkan melalui metode-metode pembelajaran yang menyenangkan sehingga mampu membangkitkan dan mengembangkan segenap kompetensi siswa.                                                                                                                  

Konsep yang memandang manusia seutuhnya jika dikaitkan dengan proses pendidikan berarti berusaha mengoptimalkan segenap kefitrahan (potensikognitif, afektif dan psikomotorik) manusia untuk mewujudkan kesejahteraan eksistensi kehidupan manusia di dunia yang dilandasi dengan nilai-nilai ajaran Islam.

Jadi,pendidikan akan menunjukan tujuannya jika nilai nilai humanis yang dimiliki masuk kedalam diri peserta didiknya. Dengan demikian peserta didik akan memiliki motivasi yang kuat agar bermanfaat bagi sesamanya. Manusia yang terdidik akan berusaha secara maksimal untuk menjadi makhluk berguna yang menghormati,mencintai,dan menghormati diantara mereka. Dengan demikian humanisme dalam tujuan pendidikan islam sangatlah penting untuk menjadikan sebagai pribadi yang produktif,kreatif,komunikatif,aspiratif,demokratif,cinta damai,menjaga kelestarian alam,cinta seni dan keindahan,suka menolong,dan taat beribadah.

Pribadi yang demikian adalah pribadi yang menggambarkan terwujudnya keseluruhan esensi manusia secara kodrati yaitu sebagai makhluk individual,makhluk sosial,makhluk bermoral dan makhluk yang bermoral. Citra pribadi muslim yang demikian itu serig disebut manusia yang sempurna (insan kamil). Dalam hal ini, zakiah drajat mengemukakan bahwa tujuan pendidikan islam itu sendiri adalah membimbing dan menbentuk manusia menjadi hamba Allah yang sholeh,teguh imannya,taat beribadah serta akhlak terpuji.















BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

        Pendidikan merupakan sebuah kunci penting sebagai proses penguatan dan penyempurnaan nilai-nilai atupun norma yang ada untuk mewujudkan pribadi yang unggul, sesuai  dengan karakteristik islam dengan perbedoman dengan Al-qur’an dan Hadist. Pendidikan islam bertujuan untuk merubah prilaku positif peserta didik baik dari pola tingkah lakunya maupun dalam hal pemikirannya. Berdasarkan pada devinisi devinisi yang telah dikemukakan diatas dapat dikatakan tujuan pendidikan islam adalah pembentukan kepribadian muslim paripurna (kaffah). Dengan pendidikan  ini diperlukan adanya nilai humanisme yaitu manusia sebagai makhluk sosial, sebagai hamba Allah dan sebagai manusia yang bermoral, dengan demikian peserta didik akan mempunyai motivasi yang kuat agar bermanfaat bagi sesamnya, serta akan berusaha menjadi peserta didik yang produktif, kreatif, komunikatif serta demokratif.














DAFTAR PUSTAKA
Arif, Arifuddin. 2008. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kultura
Riyanto, Teo. Pendidikan yang Humanis. Online. http://bruderfic.or.id/h-60/pendidikan-yang-humanis.html
Darajat, Zakiah. 1996. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi aksara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar